![]() |
Gedung Merdeka, salah satu sudut keramaian di Kota Bandung |
BANDUNG - Kota Bandung terus mengalami tren peningkatan urbanisasi yang signifikan. Data terbaru menunjukkan bahwa setelah periode lebaran, tercatat sebanyak 610 penduduk non-permanen baru telah memasuki Kota Kembang.
Perlu dicatat bahwa angka tersebut bukanlah representasi data menyeluruh, mengingat pemantauan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung hanya dilakukan di lokasi-lokasi strategis seperti terminal dan stasiun.
Menanggapi fenomena ini, Kepala Disdukcapil Kota Bandung, Tatang Muhtar, menyatakan kekhawatirannya bahwa peningkatan jumlah penduduk dapat mengganggu keseimbangan sosial yang telah terbentuk di ibukota Jawa Barat ini.
"Penambahan penduduk ini memang sangat dimungkinkan terjadi. Mengenai pengendaliannya, memang sampai dengan saat ini, pemerintah belum memberikan aturan yang tetap, belum ada aturannya," ujar Tatang, Sabtu (12/4/2025).
Hingga saat ini, upaya pengendalian urbanisasi oleh Disdukcapil terbatas pada imbauan simpatik yang telah dilaksanakan. Keterbatasan ini disebabkan oleh belum adanya regulasi konkret terkait pengendalian populasi di wilayah perkotaan.
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, memandang data tersebut sebagai instrumen penting untuk memahami karakteristik urbanisasi penduduk non-permanen di Kota Bandung.
"Pendataan ini bukan hanya mencatat jumlah, tapi juga memberi gambaran sebaran, latar belakang, dan kebutuhan masyarakat pendatang agar layanan publik bisa dirancang lebih baik," katanya.
Erwin menekankan bahwa pendataan yang akurat memberikan manfaat signifikan untuk perencanaan infrastruktur dan layanan seperti penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, fasilitas kesehatan, pendidikan, serta transportasi. Data tersebut juga menjadi referensi dalam pengambilan kebijakan strategis yang berdampak langsung pada masyarakat.
"Dengan data yang akurat, kita bisa mengantisipasi kebutuhan layanan publik," paparnya.
Meski Kota Bandung menyatakan diri sebagai kota inklusif yang terbuka bagi siapa saja, Erwin menghimbau para pendatang untuk mengikuti prosedur administratif yang berlaku guna memudahkan perencanaan kota yang tepat sasaran.
"Tentunya kami sebagai pemimpin di kota Bandung menyebut baik kedatangan para pendatang yang ingin bekerja belajar ataupun berkaitan lainnya memiliki tujuan yang jelas," tandasnya.