Progres Tol Akses Patimban Capai 40 Persen, Targetkan Rampung Akhir 2025

Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban (Instagram @ptwijayakarya)



BANDUNG - Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban menunjukkan perkembangan signifikan dengan progres konstruksi mencapai 40,12 persen per 16 Februari 2025. Proyek infrastruktur strategis senilai Rp 5,02 triliun ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025, menandai langkah penting dalam pengembangan konektivitas di wilayah Jawa Barat.

Berdasarkan informasi yang diunggah melalui akun Instagram resmi pu_jalan_dkijabar pada Minggu (22/2/2025), pembangunan jalan tol yang akan menjadi akses vital menuju Pelabuhan Patimban ini terus menunjukkan kemajuan berarti. 

"Jalan Tol Akses Patimban Paket 4 semakin mendekati kenyataan! Jalan Tol yang dikerjakan PPK Jalan Bebas Hambatan 1 Provinsi Jawa Barat, per 16 Februari 2025, progres pembangunan sudah mencapai 40,12%," demikian disampaikan dalam unggahan tersebut.

Proyek jalan tol sepanjang total 37,05 kilometer ini dirancang dengan masa konsesi 50 tahun dan terbagi dalam empat paket pembangunan. Rincian pembagian paket tersebut meliputi Paket 1 sepanjang 7,69 km, Paket 2 sepanjang 6,2 km, Paket 3 sepanjang 5,5 km, dan Paket 4 sepanjang 3,55 km.

Dalam pelaksanaannya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) selaku kontraktor utama untuk Paket 4 melaporkan progres pembangunan mencapai 38 persen per Januari 2025. Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menyoroti penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam proyek tersebut melalui implementasi metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD).

"Dengan segala upaya ini, ruas jalan tol ini ditargetkan selesai pada akhir 2025, nantinya akan menjadi akses penting untuk mendukung konektivitas dan perekonomian di wilayah Jawa Barat, khususnya untuk Pelabuhan Patimban," dijelaskan dalam unggahan Instagram tersebut.

HSPD, sebagai inovasi teknologi yang diterapkan dalam proyek ini, merupakan metode pemancangan pondasi yang menggunakan tekanan hidrolik tanpa menimbulkan getaran. Teknologi ini dipilih karena keunggulannya dalam mengurangi dampak lingkungan, seperti minimalisasi kebisingan dan polusi asap, serta mengurangi risiko kerusakan pada bangunan di sekitar lokasi proyek.

Sejumlah pencapaian konstruksi yang telah diselesaikan mencakup berbagai aspek penting, termasuk pekerjaan tanah, pemasangan PCU Girder untuk Interchange 02 dan 03, pemancangan Concrete Spun Pile Jembatan Sungai Cipunagara, pekerjaan Pile Head, dan pengecoran Slab pada Pile Slab 18 hingga 21. Selain itu, pengaspalan pada Relokasi Jalan Akses Pelabuhan Patimban juga telah dilaksanakan.

Tol Akses Patimban direncanakan akan terkoneksi dengan ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di Junction Cipeundeuy yang berada di Km 89+475. Integrasi ini diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi Pelabuhan Patimban sebagai hub logistik strategis di wilayah Jawa Barat.

Sementara itu, berbeda dengan proyek Tol Getaci yang juga direncanakan untuk meningkatkan konektivitas di Jawa Barat, pelaksanaan lelang ulang proyek tersebut masih belum memiliki jadwal pasti. 

Sony Sulaksono Wibowo, anggota Badan Pengawas Jalan Tol (BPJT), menyatakan bahwa proyek tersebut masih dalam tahap pemutakhiran data dan menunggu arahan dari Menteri PU, terutama terkait dengan kebijakan efisiensi anggaran yang mengharuskan adanya penghitungan ulang untuk pembangunan prioritas Gedebage-Tasikmalaya.

Keberhasilan pembangunan Tol Akses Patimban dengan teknologi ramah lingkungannya diharapkan dapat menjadi model pengembangan infrastruktur berkelanjutan di masa depan. Selain mempercepat waktu konstruksi, penggunaan teknologi HSPD juga memberikan nilai tambah dalam aspek presisi pengerjaan dan minimalisasi kebutuhan pekerjaan ulang.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال