Okupansi Hotel Anjlok 60%, Wisata Sukabumi Selatan Terdampak Parah Akibat Bencana


hotel pariwisata Sukabumi Jawa Barat
Salah satu hotel di kawasan Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat


SUKABUMI - Rangkaian bencana alam yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sepanjang Desember 2024 memberikan pukulan telak bagi sektor pariwisata daerah tersebut. Penurunan signifikan jumlah wisatawan terlihat jelas selama periode libur Natal 2024 dan perayaan tahun baru 2025, terutama di kawasan wisata Sukabumi Selatan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mengonfirmasi dampak serius dari fenomena ini. "Destinasi wisata yang berada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi yang paling besar merasakan dampak dari tingginya angka kejadian bencana di penghujung tahun," ungkapnya seperti dilansir Antara, Rabu.

Penurunan kunjungan wisatawan mulai terasa sejak masa libur Natal, dengan objek-objek wisata di wilayah selatan mengalami penurunan pengunjung yang drastis. Situasi ini diperparah dengan terjadinya longsor susulan yang mengakibatkan penutupan akses jalan nasional Bagbagan-Kiaradua di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan.

Dampak bencana tersebut juga menggangu aksesibilitas ke kawasan Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Meski saat ini kondisi jalan sudah kembali normal, penutupan akses yang terjadi beberapa kali sebelumnya telah mempengaruhi arus kunjungan wisatawan dari arah Pelabuhanratu.

Fenomena penurunan wisatawan ini sangat kontras dengan kondisi normal tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, dua hari menjelang pergantian tahun, destinasi wisata pantai selatan sudah dipenuhi pengunjung, yang ditandai dengan padatnya volume kendaraan yang masuk. Bahkan pada H-1 tahun baru, lonjakan wisatawan biasanya menyebabkan kemacetan di sejumlah ruas jalan menuju objek wisata di kawasan selatan. Namun tahun ini, hingga malam perayaan tahun baru, arus lalu lintas tetap normal tanpa ada peningkatan berarti.


Sektor perhotelan menjadi salah satu yang paling terdampak dari situasi ini. Tingkat hunian kamar atau okupansi hotel mengalami penurunan drastis. Dari yang biasanya mencapai lebih dari 90 persen pada periode libur akhir tahun, kini angka okupansi tidak lebih dari 30 persen.

Namun, situasi berbeda justru terlihat di kawasan wisata Sukabumi Utara. Observasi di beberapa destinasi wisata menunjukkan tingkat kunjungan yang tetap tinggi. Salah satu contohnya adalah objek wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, di mana fasilitas penginapan tetap ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.

Menariknya, meski cuaca tidak bersahabat dengan hujan deras, antusiasme wisatawan untuk menikmati momen pergantian tahun di kawasan Sukabumi Utara tetap tinggi. Lokasi yang berada di kaki Gunung Gede menjadi daya tarik tersendiri, menawarkan pemandangan eksotis berupa panorama lampu-lampu rumah penduduk dari ketinggian.

Kondisi ini menggambarkan adanya disparitas yang cukup kentara antara kawasan wisata Sukabumi Utara dan Selatan. Sementara kawasan selatan terdampak serius oleh bencana alam, kawasan utara masih mampu mempertahankan daya tariknya bagi wisatawan. Situasi ini tentunya menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah dalam upaya pemulihan sektor pariwisata, khususnya di kawasan yang terdampak bencana. 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال